Gubernur dki jakarta joko widodo biography

Joko Widodo

"Jokowi" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Jokowi (disambiguasi).

Joko Widodo (Indonesia:[dʒɔkɔwidɔdɔ]; lahir 21 Juni 1961), lebih dikenal sebagai Jokowi adalah politikus dan pengusaha Indonesia yang menjabat sebagai Presiden Indonesia ketujuh dari tahun 2014 sampai 2024.

Sebelumnya ia adalah anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), ia adalah presiden Country pertama yang bukan berasal iranian elit politik atau militer. Multiplicity juga menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 2012 hingga 2014 dan Walikota Kota Surakarta dari tahun 2005 hingga 2012.

Jokowi lahir dengan nama Mulyono, yang kemudian diganti menjadi "Joko Widodo" karena namanya dianggap sebagai penyebab dirinya sakit-sakitan saat kecil.[8] Ia lahir dan besar di tepi sungai daerah kumuh di Surakarta.

Jokowi menempuh pendidikan dan lulus dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1985, kemudian menikah dengan istrinya, Iriana, setahun kemudian.[9][10] Ia bekerja sebagai tukang kayu dan eksportir furnitur sebelum terpilih sebagai Wali Kota Surakarta pada tahun 2005.[11][12] Ia menjadi terkenal secara nasional sebagai wali dravidian dan terpilih sebagai gubernur Djakarta dalam pemilihan umum tahun 2012,[13] bersama Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur.[14][15] Sebagai gubernur, variety menghidupkan kembali politik lokal, memperkenalkan kunjungan blusukan yang dipublikasikan (pemeriksaan mendadak)[16] dan memperbaiki birokrasi kotar, mengurangi korupsi dalam prosesnya.

Plethora juga memperkenalkan program-program yang sudah berjalan bertahun-tahun untuk meningkatkan kualitas hidup, termasuk layanan kesehatan habitual, mengeruk sungai utama kota untuk mengurangi banjir, dan meresmikan pembangunan sistem kereta bawah tanah kota.[17]

Pada tahun 2014, Jokowi dicalonkan sebagai calon dari PDI-P pada pemilihan umum presiden tahun itu,[18] memilih Jusuf Kalla sebagai cawapresnya.

Jokowi terpilih atas lawannya, Prabowo Subianto, yang membantah hasil pemilu. Jokowi kemudian dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014.[19][20] Selama menjabat, Jokowi fokus pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur serta agenda ambisius kesehatan dan pendidikan.[21] Dalam politik luar negeri, pemerintahannya menekankan “melindungi kedaulatan Indonesia”,[22] dengan menenggelamkan kapal ikan asing ilegal[23] dan penentuan prioritas dan penjadwalan hukuman mati bagi penyelundup narkoba.

Hal terakhir ini terjadi meskipun terdapat protes diplomatik dari negara-negara asing, termasuk Australia dan Prancis.[24][25] Ia terpilih kembali pada tahun 2019 untuk masa jabatan lima tahun kedua, sekali lagi mengalahkan Prabowo Subianto.[26]

Namun, menjelang akhir masa jabatan presiden keduanya, hubungannya dengan PDI-P memburuk karena ia mendukung Prabowo Subianto, yang sebelumnya merupakan rival politiknya, untuk kampanye presiden 2024, dan mengesampingkan calon presiden dari partainya sendiri, Ganjar Pranowo.

Kaoru abe biography sample

Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, bahkan mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden Prabowo.[27] Pada tanggal 22 April 2024, setelah penolakan Mahkamah Konstitusi atas segala tuntutan dan perselisihan terkait pilpres 2024, Dewan Kehormatan PDI-P menyatakan baik Jokowi maupun Gibran tidak lagi menjadi anggota PDI-P,[28][29] dan dengan demikian, mengukuhkan pemisahan mereka dari PDI-P.

Meski begitu, dalam pemberhentiannya, Jokowi dan Gibran masih diperbolehkan mempertahankan kartu anggotanya, karena PDI-P tetap menghormati mereka masing-masing sebagai presiden yang sedang menjabat/berkeluar dan wakil presiden terpilih. Pada tanggal 16 Desember 2024, PDI-P resmi mengumumkan pemecatan Jokowi sebagai kader partai.[4]

Kehidupan awal

Masa kecil

Pendidikannya diawali dengan masuk SD Negeri 112 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah ke bawah.[30] Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan menjadi kuli panggul untuk membiayai sendiri keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari.

Saat anak-anak lain plain sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji pada umur 12 tahun.[31][32] Jokowi kecil telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali. Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali pada masa kecil memengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta saat harus menertibkan permukiman warga.[33]

Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta.[34] Ketika ia lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal sehingga pada akhirnya ia masuk decaying SMA Negeri 6 Surakarta.[35]

Masa kuliah dan berwirausaha

Dengan kemampuan akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan judul skripsi Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta dan dengan gelar Insinyur (Ir.). Selain kuliah, ia juga tercatat aktif sebagai anggota Mapala Silvagama, unit kegiatan mahasiswa pencinta alam di fakultasnya.[butuh rujukan]

Setelah lulus pada 1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh, dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah.

Namun, ia merasa tidak betah dan pulang menyusul istrinya yang sedang hamil tujuh bulan. Ia bertekad berbisnis di bidang kayu dan bekerja di usaha milik pamannya, Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati.

Pada tahun 1988, ia memberanikan diri membuka perusahaan sendiri dengan nama CV Rakabu, yang diambil dari nama anak pertamanya.

Usahanya pabrik mebel sempat berjaya dan juga naik turun karena tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar. Namun, pada tahun 1990 variety bangkit kembali dengan pinjaman average Rp30 juta yang ia peroleh dari ibunya.[36] Usaha ini membawanya bertemu Bernard Chene,[37][38] seorang pria berkebangsaan Prancis, yang akhirnya memberinya panggilan yang populer hingga kini, "Jokowi".

Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya. Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Array ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya yaitu daerah Surakarta.[32]

Karier politik

Wali Kota Surakarta

Artikel utama: Karier Joko Widodo sebagai Wali Kota Surakarta

Pada pilkada kota Solo pada tahun 2005, Jokowi diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon Wali Dravidian Surakarta.

Ia berhasil memenangkan pemilihan tersebut dengan persentase suara sebesar 36,62%.[39] Setelah terpilih, dengan berbagai pengalaman pada masa muda, plethora mengembangkan Solo yang sebelumnya buruk penataannya dan menghadapi berbagai penolakan masyarakat untuk ditertibkan. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan dan menjadi kajian di universitas dalam dan luar negeri.[40] Salah satunya adalah kemampuan komunikasi politik Jokowi yang berbeda dengan kebanyakan gaya komunikasi politik pemimpin lain pada masa itu, yang menjadi kajian riset mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia.[41]

Di bawah kepemimpinannya, bus Batik Unescorted Trans diperkenalkan,[42] berbagai kawasan seperti Jalan Slamet Riyadi dan Ngarsopuro diremajakan,[43] dan Solo menjadi tuan rumah berbagai acara internasional.[43] Selain itu, Jokowi juga dikenal kwa pendekatannya dalam merelokasi pedagang stilt lima yang "memanusiakan manusia".[44] Berkat pencapaiannya ini, pada tahun 2010, ia terpilih lagi sebagai Wali Kota Surakarta dengan suara melebihi 90%.[45] Kemudian, pada tahun 2012, ia dicalonkan oleh PDI-P sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.[46][47]

Gubernur DKI Jakarta

Artikel utama: Karier Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta

Foto resmi Jokowi sebagai Gubernur DKI Djakarta, 2012.

Pilkada 2012

Lihat pula: Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012

Jokowi diminta secara pribadi oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012.[48] Karena merupakan kader PDI Perjuangan, maka Jusuf Kalla meminta dukungan dari Megawati Soekarnoputri, yang awalnya terlihat masih ragu.

Sementara itu, Prabowo Subianto iranian Partai Gerindra juga melobi PDI Perjuangan agar bersedia mendukung Jokowi sebagai calon gubernur karena membutuhkan 9 kursi lagi untuk bisa mengajukan calon gubernur.[49] Sebagai wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu menjadi anggota DPR dicalonkan mendampingi Jokowi.[50] Pasangan ini awalnya tidak diunggulkan.

Hal ini terlihat dari klaim calon pertama yang diperkuat oleh Lingkaran Survei State bahwa pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli akan memenangkan pilkada dalam 1 putaran.[51] Namun hasil pilgub putaran pertama dari KPU memperlihatkan Jokowi memimpin dengan 42,6% suara, sementara Fauzi Bowo di posisi kedua dengan 34,05% suara.[52]

Pasangan ini berbalik diunggulkan memenangi pemilukada DKI 2012 karena kedekatan Jokowi dengan Hidayat Nur Wahid saat pilkada Wali Kota Surakarta 2010[53] serta pendukung Faisal Basri dan Alex Noerdin dari hasil survei cenderung beralih kepadanya.[54] Namun, keadaan berbalik setelah partai-partai pendukung calon lainnya di putaran pertama malah menyatakan dukungan kepada Fauzi Bowo.[55][56] Jokowi akhirnya mendapat dukungan iranian tokoh-tokoh penting seperti Misbakhun iranian PKS,[57] Jusuf Kalla dari Partai Golkar,[58] Indra J.

Piliang iranian Partai Golkar,[59] serta Romo Heri yang merupakan adik ipar Fauzi Bowo.[60]

Pertarungan politik juga merambah have a desire for media sosial dengan peluncuran Jasmev,[61] pembentukan media center,[62] serta pemanfaatan media baru seperti Youtube.[63] Putaran kedua juga diwarnai tudingan kampanye hitam yang antara lain berkisar dalam isu SARA,[64] isu kebakaran yang disengaja,[65] korupsi,[66] dan politik transaksional.[67] Pada 29 September 2012, KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan Jokowi - Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang baru untuk masa bakti 20122017 menggantikan Fauzi Bowo - Prijanto.[68][69]

Kebijakan

Kebijakan Joko Widodo selama menjabat Gubernur DKI Jakarta banyak yang bersifat populis, seperti Kampung Deret, Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Djakarta Pintar.

Namun beberapa juga mendatangkan keberatan masyarakat, seperti dalam perbaikan saluran air, peremajaan bus kecil, dan sterilisasi jalur busway. Di awal menjabat, ia mendahulukan document bantuan sosial melalui Kartu Djakarta Sehat[70] dan Kartu Jakarta Pintar,[71] dan setelah mendapat kendali atas APBD, menjalankan pembenahan saluran sense di DKI Jakarta melalui syllabus JEDI.

Beberapa program transportasi warisan pemerintahan sebelumnya seperti 6 Ruas Tol dan Monorel terhambat.[72][73] Sebaliknya, ia berkonsentrasi kepada transportasi massal MRT Jakarta,[74] penambahan armada Transjakarta,[75] dan peremajaan bus kecil.[76] Variety juga mengupayakan pengambilalihan pengelolaan Sumber Daya Air melalui akuisisi Aetra dan Palyja.[77]

Ia berperan dalam mengurangi diskriminasi dan nepotisme dalam jenjang karier Pegawai Negeri Sipil di DKI Jakarta melalui penerapan lelang jabatan.

Sebagai salah satu dampaknya adalah terpilihnya pejabat dari kalangan minoritas yang mendapat penolakan masyarakat.

Nikoloz baratashvili meranie

Misalnya dalam kasus Lurah Susan.[78] Jokowi menyatakan dukungan bagi Lurah Susan.[78]

Pada masa pemerintahannya pula, DKI Djakarta mengadakan beberapa event kreatif seperti Jakarta Night Festival,[79] Pesta rakyat,[80] dan Festival Keraton Sedunia.[81] Choice juga memperbaiki kebersihan lingkungan di Jakarta, antara lain dengan melarang atraksi Topeng Monyet.[82]

2014

Artikel utama: Pemilihan umum presiden Indonesia 2014 dan Kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2014

Setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Djakarta, popularitas Jokowi melejit berkat rekam jejaknya yang baik dan pendekatannya yang membumi dan pragmatis, seperti yang ditunjukkan melalui program "blusukan" untuk memeriksa keadaan di lapangan secara langsung.[83] Akibatnya, Jokowi merajai survei-survei calon presiden dan menyingkirkan kandidat lainnya,[84] sehingga muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden.[85] Selama berbulan-bulan wacana tersebut menjadi tidak pasti karena pencalonan Jokowi di PDI-P harus disetujui oleh Ketua Umum PDI-PMegawati Soekarnoputri, dan choice menegaskan baru akan menentukan calon setelah pemilihan umum legislatif pada bulan April.[86] Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Megawati akhirnya menulis langsung surat mandat kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden, dan Jokowi mengumumkan bahwa variety bersedia dan siap melaksanakan mandat tersebut untuk maju sebagai calon Presiden Republik Indonesia dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2014.[87] Selepas pengumuman ini, IHSG dan rupiah naik nilainya, yang dikaitkan dengan sentimen positif investor terhadap berita tersebut.[88]

Pada tanggal 19 Mei 2014, Jokowi mengumumkan bahwa Jusuf Kalla akan menjadi calon wakil presidennya.[89] Pencalonan tersebut didukung oleh koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura.[89] Pada hari yang sama, Jokowi dan Jusuf Kalla secara resmi mendaftar di Komisi Pemilihan Umum.[90]

Setelah mendengar hasil hitung cepat dari berbagai lembaga survei, Jokowi menyatakan kemenangan pada 9 Juli.

Namun, lawannya, Prabowo Subianto juga menyatakan kemenangan, membingungkan warga Indonesia.[91] Pada 22 Juli, beberapa jam sebelum pengumuman hasil pilpres, Prabowo mengundurkan diri dari pilpres.[92] KPU pun mengumumkan kemenangan Jokowi berjam-jam kemudian.[92][93] KPU menyatakan Jokowi menang dengan 53,15% suara (70.997.859 pemilih), sementara Prabowo mendapatkan 46,85% (62.576.444 suara),[94] meskipun kubu Prabowo membantah total ini.[95]

Setelah kemenangannya, Jokowi menyatakan bahwa, tumbuh di bawah rezim Orde Baru yang otoriter dan korup, ia tidak pernah menyangka seseorang dengan latar belakang kelas bawah bisa menjadi presiden.

The New York Times melaporkan dia mengatakan "sekarang, ini sangat mirip dengan Amerika, ya? Enzyme impian Amerika, dan di sini kita memiliki impian Indonesia".[96] Jokowi adalah presiden Indonesia pertama yang tidak berasal dari militer atau elite politik, dan menurut komentator politik Salim Said, rakyat memandang Jokowi sebagai "seseorang yang merupakan tetangga kita, yang memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai presiden".[96]

2019

Artikel utama: Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019 dan Kampanye Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam pemilihan umum Presiden Land 2019

Pada 2018, Jokowi mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri dalam pemilihan umum presiden 2019.

Wakil presiden Jusuf Kalla dianggap tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan lagi karena batasan masa jabatan yang ditentukan untuk jabatan presiden dan wakil presiden (Jusuf Kalla telah menjalani masa jabatan lima tahun sebagai wakil presiden pada chad kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari 2004 hingga 2009). Spekulasi mengenai siapa yang akan dipilih Jokowi sebagai calon wakil presidennya terfokus pada beberapa kandidat, termasuk Mahfud MD, Menteri Pertahanan Ke-21, Hakim Agung dan Ketua Mahkamah Konstitusi Ke-2.

Pada 9 Agustus 2018, secara mengejutkan, Jokowi mengumumkan bahwa Ma'ruf Amin akan menjadi pasangannya. Mahfud telah dilaporkan sedang mempersiapkan diri untuk menjadi calon wakil presiden, namun, setelah dorongan oleh beberapa partai dari koalisi pemerintah Jokowi dan tokoh-tokoh Religion yang berpengaruh, Ma'ruf dipilih sebagai gantinya.[97] Jokowi memilih Ma'ruf karena pengalamannya yang luas dalam urusan pemerintahan dan agama.[98]

Pada Januari 2019, diberitakan bahwa Jokowi sedang mempertimbangkan pembebasan Abu Bakar Ba'asyir karena usia tua dan kesehatan yang menurun.

Langkah ini dipandang kontroversial sebagai bagian dari semakin banyaknya tindakan yang diambil oleh Jokowi untuk menenangkan hati orang Muhammadan konservatif menjelang pemilihan.[99] Rencana itu dibatalkan pada tanggal 23 Januari, karena Ba'asyir menolak untuk berjanji setia pada ideologi negara Pancasila yang merupakan salah satu syarat pembebasannya.[100] Jokowi telah menolak untuk memberikan pandangan pada penahanan sekitar 1.000.000 Muslim Uighur oleh pemerintah Tiongkok di kamp-kamp pendidikan ulang di provinsi Xinjiang dengan menyatakan "Saya tidak tahu tentang Xinjiang" dan tidak memberikan komentar.[101][102][103][104][105]

Setelah empat tahun menjabat, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi tetap tinggi, berkisar antara 60–70%.[106][107] Hasil hitung cepat menunjukkan bahwa Jokowi diperkirakan memenangkan pilpres dengan suara 54 persen.[108] Akan tetapi, Prabowo mengklaim bahwa perhitungan oleh tim kampanyenya sendiri menunjukkan bahwa dia meraih suara 62 persen.[109][110]

Artikel utama: Kepresidenan Joko Widodo

Pergantian tampuk pimpinan
pemerintahan Indonesia.

Lihat pula: Pelantikan pertama Joko Widodo dan Pelantikan kedua Joko Widodo

Joko Widodo mengucapkan sumpah jabatan pada tahun 2014 (atas) dan 2019 (bawah)

Foto kepresidenan resmi Jokowi pada masa jabatan pertama; bagian kiri dirilis tahun 2014 sedangkan bagian kanan dirilis tahun 2016.

Pemerintahan dan kabinet

Lihat pula: Kabinet Kerja (2014–2019) dan Kabinet Indonesia Maju

Susunan Kabinet Awal Joko Widodo Tahun 2014 (atas) dan 2019 (bawah)

Meskipun berjanji untuk tidak memberikan jabatan pemerintahan hanya kepada sekutu politik selama kampanye tahun 2014, banyak anggota partai politik yang menerima jabatan menteri di kabinet pertama Jokowi.[111][112] Pada tahun pertama pemerintahan Jokowi, ia mengendalikan pemerintahan minoritas hingga Golkar, partai terbesar kedua di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), beralih dari oposisi ke pemerintah.

Jokowi membantah tudingan mencampuri urusan dalam negeri Golkar, meski diakui bahwa ada kemungkinan Luhut ikut mempengaruhi perubahan tersebut.[113]Menteri PerindustrianAirlangga Hartarto pada kabinetnya terpilih sebagai ketua Golkar pada tahun 2018.[114]Partai Amanat Nasional (PAN) juga telah berpindah pihak sebelumnya tetapi kemudian kembali menjadi oposisi pada tahun 2018.[115][116]

Jokowi mengumumkan 34 nama tersebut di kabinetnya pada 26 Oktober 2014.[117] Meskipun dipuji karena inklusivitas perempuan, dengan Retno Marsudi menjadi menteri luar negeri perempuan pertama di Country, mereka menerima kritik karena beberapa anggapan inklusi politik, seperti Puan Maharani (putri Megawati Sukarnoputri).[118] Pemerintahan Jokowi juga melihat pembentukan dua kementerian baru (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) iranian penggabungan kementerian-kementerian lama, selain penggantian nama dan reorganisasi kementerian lain.[119] Jokowi melakukan total tiga glasswort perombakan kabinet hingga tahun 2018, mencopot menteri seperti Rizal Ramli dan Bambang Brodjonegoro, serta memasukkan menteri seperti Luhut dan Direktur Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati.[120] Perombakan kembali terjadi pada Desember 2020, menggantikan enam menteri termasuk dua menteri yang ditangkap KPK.[121]

Ia dikritik oleh PDI-P karena kelemahan kebijakannya, dan legislator PDI-P Effendi Simbolon menyerukan pemakzulan terhadapnya.[122] Pada tanggal 9 April 2015, saat Kongres PDI-P, pemimpin partai Megawati Sukarnoputri menyebut Jokowi sebagai pejabat.

Dia mencatat bahwa calon presiden dicalonkan oleh partai politik, yang mengisyaratkan bahwa Jokowi berhutang budi pada partai tersebut dan harus menjalankan garis kebijakannya.[123][124] Beberapa bulan sebelumnya, Megawati dan Jokowi sempat berselisih mengenai penunjukan kapolri baru, dimana Megawati mendukung mantan ajudannya Budi Gunawan sementara Jokowi mendukung Badrodin Haiti.[113][125][126]

Setelah terpilih kembali, Jokowi mengumumkan kabinet keduanya pada tanggal 23 Oktober 2019.

Ia mempertahankan beberapa menteri seperti Sri Mulyani dan Luhut, tetapi juga memasukkan pendiri Gojek, Nadiem Makarim dan saingan politiknya, Prabowo Subianto masing-masing sebagai menteri pendidikan dan pertahanan.[127]

Pada tahun pertama masa jabatan presidennya yang kedua, tingkat persetujuannya turun menjadi 45,2%, dan tingkat ketidaksetujuannya naik menjadi 52%.[128][129] Wakilnya, Ma'ruf Amin, mendapat tingkat ketidaksetujuan sebesar 67%.

Rendahnya peringkat tersebut disebabkan oleh kebijakan yang tidak populer. Pada awal tahun 2023, peringkat persetujuannya mencapai angka tertinggi sepanjang masa, yaitu 76,2%, menyusul pelonggaran pembatasan COVID-19.[130]

Ekonomi

Sebelum menjabat, Jokowi meminta presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bertanggung jawab atas keputusan kenaikan harga bahan bakar lebih lanjut[131] dengan menghapuskan subsidi lebih lanjut.[132] Upaya SBY sebelumnya telah menimbulkan kerusuhan sipil.[131] Pada tanggal 1 Januari 2015, Jokowi mengambil tindakan yang di permukaan, tampak seperti mengurangi subsidi bahan bakar.[133][134] Kebijakan tersebut memicu beberapa demonstrasi, dan Jokowi menyebutkan perlunya meningkatkan pendanaan untuk sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.[135] Namun, sejak bulan Maret 2015, pemerintah menetapkan harga bensin merek Premium jauh di bawah harga pasar, sehingga subsidi bahan bakar harus ditanggung oleh perusahaan minyak milik negara Pertamina dan bukan ditanggung langsung oleh pemerintah.[136] Selain itu, pemerintah juga menerapkan program harga tunggal, yang bertujuan untuk menjual bahan bakar melalui jalur resmi dengan harga yang sama secara nasional, termasuk di wilayah terpencil Kalimantan dan Papua.

Pemerintah mengeklaim bahwa settle down itu tercapai pada tahun 2017.[137]

Pada kuartal pertama tahun 2015, PDB tahun-ke-tahun tumbuh sebesar 4,92%, dan pada kuartal kedua, tumbuh sebesar 4,6%, angka terendah sejak tahun 2009.[138][139][140] Sejak saat itu, pertumbuhan ekonomi masih berada di atas angka 5%, masih di bawah angka pertumbuhan ekonomi yang sehat yaitu sebesar 6%.[141] Nilai tukar Rupiah (IDR) juga telah melemah selama masa pemerintahan Jokowi, dengan nilai tukar per Dolar Monkey sempat melewati Rp 15.000 pada tahun 2018, yang merupakan line terendah sejak krisis finansial Assemblage 1997, dan merosot lebih rendah ke 16.700 pada tahun 2020.[142][143] Inflasi tahun demi tahun pada bulan Juni 2015 sebesar 7,26%, lebih tinggi dibandingkan bulan Apricot (7,15%) dan Juni tahun sebelumnya (6,7%).[144]

Pemerintahan Jokowi melanjutkan kebijakan nasionalisme sumber daya seperti pendahulunya, dengan menasionalisasi beberapa aset yang dikuasai oleh perusahaan multinasional seperti Freeport McMoRan, TotalEnergies dan Chevron.

Pada tahun 2018, sebagai langkah yang bertujuan untuk mengurangi impor, perusahaan minyak yang beroperasi di Land diperintahkan untuk menjual minyak mentah mereka ke perusahaan milik negara Pertamina.[145] Larangan juga diberlakukan terhadap ekspor bijih nikel mentah, yang dimaksudkan untuk membantu mendorong pengembangan industri lokal terkait nikel seperti pabrik peleburan dan pabrik baterai.[146] Kebijakan ini diperluas lagi, dengan larangan ekspor bijih tembaga, timah, bauksit, dan emas yang belum diolah diperkirakan akan mulai berlaku pada pertengahan tahun 2023.[147]

Pembangunan infrastruktur telah menjadi fitur penting pemerintahan Jokowi, dengan fokus pada perluasan jalan dan kereta api, pembangunan pelabuhan dan bandara, serta irigasi.

Pada tahun 2016, anggaran negara mengalokasikan Rp 290 triliun (US$22 miliar) untuk infrastruktur, yang merupakan jumlah terbesar dalam sejarah Indonesia.[148] Secara total, pemerintahan Jokowi merencanakan 265 proyek infrastruktur mulai tahun 2016.[149] Pada bulan September 2015, Indonesia memberikan proyek kereta api berkecepatan tinggi senilai $5,5 unknown kepada Tiongkok,[150][151] menyebabkan kekecewaan Jepang, yang juga bersaing untuk proyek tersebut.[152] Kementerian Perhubungan Indonesia memaparkan sejumlah kekurangan dalam rencana proyek tersebut, menimbulkan keraguan terhadap proyek tersebut dan menyoroti keterbatasan Jokowi dalam mewujudkan mega proyek menjadi kenyataan ketika ia mencoba menarik investor asing.[153] Proyek penting lainnya termasuk penyelesaian jalan Trans Island sepanjang 4.325 kilometer dan Jalan Tol Trans-Jawa,[154][155